pasang
Berlangganan Tulisan Terbaru, Gratis!

Semoga bermanfaat

Senin, 16 Februari 2015

Pengajian Pemuda MTA Perwakilan DIY


Pemuda MTA Ngaglik bersama warga pengajian sukses menyelenggarakan Pengajian Pemuda MTA Perwakilan DIY pada Sabtu (14/2). Hujan yang turun semenjak sore hari tak menyurutkan semangat pemuda - pemuda MTA Perwakilan DIY untuk datang dan menyukseskan acara ini. Sekitar 60 Pemuda dari cabang cabang MTA yang ada di DIY datang  pada acara yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan Pemuda MTA Perwakilan DIY di Cabang Kota pada desember lalu. Kemeriahan cukup terlihat pada acara yang sempat tertunda pelaksanaannya ini walaupun tidak seluruh perwakilan cabang bisa hadir. Cabang yang mengirimkan perwakilannya sekitar 15 cabang dari total 17 cabang yang diundang.

Acara Pengajian Pemuda MTA Perwakilan DIY dimulai pukul 20.00 WIB. Acara ini dimulai dengan qiroah dan sambutan - sambutan. Ketua panitia Muhammad Iqbal mengatakan, "semoga dengan terselenggaranya acara ini dapat memperkuat memperkuat ukhuwah antara pemuda MTA di Perwakilan DIY. Iqbal juga menyatakan bahwa dalam acara ini akan dilaksanakan musyawarah pembentukan pengurus Pemuda MTA tingkat Perwakilan DIY. Iqbal berharap semoga dengan terbentuknya kepengurusan Pemuda MTA tingkat Perwakilan DIY dapat menghasilkan generasi - generasi penerus yang mampu melanjutkan tongkat estafet dakwah di masa yang akan datang.

Ustadz Widi yang memberikan tausyiah pada acara ini menyambut baik dengan terselenggaranya acara ini. Ustadz Widi memberikan nasehat kepada pemuda - pemuda yang hadir untuk meluruskan niat dan menjaga keikhlasan sehingga apa yang diniatkan mendapat nilai di sisi Allah SWT. Ustadz Widi Menjelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Penjelasan yang diberikan Ustadz tentang mengubah nasibnya sendiri yaitu mengubah karakternya sendiri. Ustadz menjelaskan bagaimana para sahabat memiliki karakter - karakter sendiri yang sangat kuat, Abu Bakar dengan kejujuran dan kelembutannya, Umar bin Khattab dengan ketegasan dan keadilannya, dan yang lainnya. Ustadz mengajak peserta untuk memiliki karakter yang khusus. Karakter yang dimaksud disini adalah karakter seorang muslim. Ustadz menjelaskan bagaimana karakter seorang muslim dididik dengan rukun islam. Syahadat sebagai pelajaran komitmen, Sholat mendidik kedisiplinan diri, Puasa mendidik menahan diri, Zakat mengajarkan untuk mensucikan diri dan dermawan, dan Haji mendidik untuk memiliki wawasan yang luas. Ustadz Widi juga mengaharapkan pemuda memiliki sifat yang telah diteladankan Nabi Yusuf.

Setelah tausyiah dari Ustadz Widi, pada pertemuan ini juga diselenggarakan musyawarah pembentukan pengurus Pemuda MTA tingkat Perwakilan DIY. Hasil musyawarah ini yaitu terbentuknya kepengurusan inti Pemuda MTA tingkat Perwakilan DIY. Ketua 1 Ade dari Cabang Kota; Ketua 2 Adit dari Cabang Depok; Sekretaris 1 M Iqbal dari Cabang Ngaglik; Sekretaris 2 Kiki dari Cabang Mlati; Bendahara 1 Heru dari Cabang Kota; Bendahara 2 Deta dari Cabang Bambanglipuro. Musyawarah ini juga menyepakati untuk diiadakan divisi - divisi yang akan dibentuk pada pertemuan selanjutnya.

Selasa, 10 Februari 2015

Islamnya Umar

Adapun sebab-sebab masuk Islamnya 'Umar, bahwasanya saudara perempuannya yang bernama Fathiman binti Khaththab, ia adalah istri Sa'id bin Zaid bin 'Amr Al-'Adawiy, mereka suami-istri ini telah masuk Islam, tetapi mereka berdua merahasiakan keislamannya dari 'Umar. Sedangkan Nu'aim bin 'Abdullah An-Nahhaam Al-'Adawiy juga telah masuk Islam, dan ia merahasiakan keislamannya dengan memisahkan diri dari kaumnya, sedangkan Khabbaab bin Al-Aratt datang dan pergi ke rumah Fathimah untuk membacakan Al-Qur'an. Pada suatu hari 'Umar keluar dengan membawa pedang untuk mencari Nabi SAW dan kaum muslimin, sedangkan pada waktu itu mereka sedang berkumpul di rumah Al-Arqam di dekat bukit Shafa, di situ ada kaum muslimin yang belum berhijrah kira-kira 40 orang laki-laki.Kemudian di tengah perjalanan, 'Umar bin Khaththab bertemu dengan Nu'aim bin 'Abdullah. Nu'aim bertanya, "Hai 'Umar, hendak kemanakah kamu ?". 'Umar menjawab, "Aku akan mencari Muhammad yang telah mencerai-beraikan urusan kaum Quraisy, ia telah mencela agama orang-orang Quraisy dan telah mencaci tuhan-tuhannya, maka aku akan membunuhnya". Lalu Nu'aim berkata, "Demi Allah, kamu telah tertipu oleh dirimu. Apakah kamu kira Bani 'Abdu Manaf akan membiarkan kamu hidup berjalan di muka bumi, kalau kamu sampai membunuh Muhammad ? Apakah kamu tidak pulang saja kepada keluargamu, lalu kamu urusi urusan mereka ?". 'Umar bertanya, "Siapa keluargaku ?".Nu'aim menjawab, "Iparmu yang juga anak pamanmu, yaitu Sa'id bin Zaid dan saudaramu perempuan Fathimah. Demi Allah, keduanya telah masuk Islam".

Kemudian 'Umar pulang, lalu datang ke rumah saudara perempuannya, yang pada waktu itu Khabbaab bin Al-Aratt sedang membacakan Al-Qur'an kepada mereka berdua. Setelah mereka mendengar 'Umar datang, Khabbaab bersembunyi, dan Fathimah menyembunyikan lembaran shahifah itu di bawah kedua pahanya, dan 'Umar telah mendengar bacaan Khabbaab tersebut. Setelah 'Umar masuk, ia bertanya, "Suara apa ini tadi ?". Mereka berdua balik bertanya, "Apakah kamu mendengar sesuatu ?". 'Umar menjawab, "Ya, aku diberitahu bahwa kalian berdua telah mengikuti Muhammad, mengikuti agamanya", dan 'Umar memukul iparnya, ya'ni Sa'id bin Zaid, lalu saudara perempuannya melerainya, maka 'Umar pun memukulnya, sehingga saudara perempuannya itu terluka. Setelah 'Umar berbuat demikian itu, lalu saudara perempuan 'Umar dan suaminya itu berkata, "Benar, kami telah masuk Islam, kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka lakukanlah apa yang akan kamu lakukan".

Setelah 'Umar melihat saudara perempuannya itu berdarah, ia menyesal dan berkata, "Sekarang berikanlah kepadaku lembaran itu yang tadi aku mendengar kalian membacanya, sehingga aku bisa melihat apa yang dibawa Muhammad". Saudara perempuan 'Umar itu menjawab, "Sungguh kami khawatir kamu akan merusaknya". Lalu 'Umar bersumpah bahwa ia akan mengembalikannya. Saudara perempuan 'Umar itu berkata, (sedangkan ia mengharapkan keislamannya), "Sesungguhnya kamu najis, karena kamu masih musyrik. Sedangkan tidak menyentuh shahifah ini melainkan orang-orang yang disucikan". Kemudian 'Umar bangkit, lalu mandi.

Kemudian saudara perempuan 'Umar itu memberikan lembaran shahifah itu kepada 'Umar. Lalu 'Umar membacanya, dan pada shahifah itu terdapat surat Thoohaa, dan 'Umar adalah orang yang bisa menulis. Setelah 'Umar membaca sebagiannya, ia berkata, "Alangkah bagusnya kalimat ini dan alangkah mulianya". Setelah Khabbaab bin Al-Aratt mendengar perkataan 'Umar itu, lalu ia keluar menemui 'Umar dan berkata, "Hai 'Umar, demi Allah, sesungguhnya aku berharap bahwa Allah mengkhususkan kamu karena do'a Nabi-Nya. Sesungguhnya kemarin aku mendengar beliau berdo'a, "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan 'Umar bin Khaththab atau dengan Abul Hakam bin Hisyam", maka Allah, Allah (telah memperkenankannya) ya 'Umar.

Kemudian seketika itu 'Umar berkata, "Hai Khabbaab, tunjukkanlah aku kepada Muhammad, aku akan datang kepadanya dan masuk Islam". Kemudian Khabbaab menunjukkannya, maka 'Umar lalu mengambil pedangnya dan datang kepada Nabi SAW dan para shahabatnya. 'Umar mengetuk pintu, lalu ada orang laki-laki diantara para shahabat bangkit, lalu mengintip dari celahcelah pintu. Ia melihat 'Umar datang dengan berselempang pedang. Lalu ia memberitahukan yang demikian itu kepada Nabi SAW. Maka Hamzah berkata, "Ijinkanlah dia masuk. Jika ia datang dengan maksud menginginkan kebaikan, kita sambut dia dengan baik. Dan jika dia datang dengan maksud keburukan, akan kita bunuh dia dengan pedangnya". Kemudian 'Umar dipersilahkan masuk, lalu Nabi SAW bangkit menyambutnya dan menemuinya. Lalu Nabi SAW memegang rida'nya, kemudian dengan tarikan yang keras beliau bersabda, "Apa yang membuatmu datang kemari ?. Aku tidak melihatmu berhenti sehingga Allah menurunkan ketakutan". Lalu 'Umar berkata, "Ya Rasulullah, aku datang untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya". Kemudian Rasulullah SAW bertakbir, sehingga diketahui oleh orang yang di dalam rumah, bahwa 'Umar masuk Islam. [Al-Kaamil fit Taariikh juz 1, hal. 602-603]

Senin, 02 Februari 2015

Kehidupan Dunia yang Sedikit


Dari Qais, ia berkata : Aku mendengar Mustaurid saudara dari Bani Fihr berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, tidaklah kehidupan dunia ini jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat, kecuali seperti salah seorang diantara kalian memasukkan jarinya ini ke dalam laut. (Yahya (perawi) sambil menunjukkan jari telunjuknya), maka lihatlah seberapa air yang menetes kembali". [HR. Muslim juz 4, hal. 2193] 

Kamis, 29 Januari 2015

Keutamaan Ilmu

Dari Mu'awiyah RA ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka Allah akan memberinya kefahaman dalam agamanya". [HR. Bukhari dan Muslim]

Rabu, 28 Januari 2015

Shaad : 29



Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. 

Wasiat Untuk Harta

Dahulu pada masa Rasulullah SAW, beliau pernah mengutus Al-'Alaa' bin Hadlramiy ke kerajaan Bahrain, yang pada waktu itu rajanya bernama Al-Mundzir bin Saawaa Al-'Abdiy. Kemudian Raja tersebut masuk Islam di hadapan Al-'Alaa' dan raja tersebut menegakkan Islam dan keadilan terhadap rakyatnya. Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak lama kemudian Al-Mundzir juga wafat. Pada waktu sakit, 'Amr bin 'Aash sempat datang menjenguknya. Al-Mundzir berkata kepada 'Amr, "Ya 'Amr, apakah Rasulullah SAW membolehkan seseorang yang sakit berwashiyat dari sebagian hartanya ?". 'Amr menjawab, "Ya, sepertiga dari hartanya". Kemudian Al-Mundzir berkata, "Apa yang sebaiknya aku perbuat dengan sepertiga itu ?". 'Amr menjawab, "Jika engkau mau, boleh engkau sedeqahkan kepada kerabatmu, dan jika engkau mau boleh juga engkau sedeqahkan kepada orang-orang yang membutuhkannya (faqir-miskin), dan jika engkau mau bisa engkau waqafkan". Lalu Al-Mundzir berkata, "Aku tidak suka jika hartaku dijadikan seperti Bahiirah, Saaibah, Washiilah maupun Haam, tetapi aku akan menyedeqahkan hartaku itu". Akhirnya Al-Mundzir melaksanakannya. Dan setelah itu iapun wafat. Dan 'Amr bin 'Aash sangat kagum kepadanya. [Al-Bidaayah wan Nihaayah juz 6, hal. 720]

Musibah Sebagai Kaffarat Dosa

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah menimpa kepada orang mukmin berupa kepayahan, penyakit, duka cita, kesusahan, gangguan dan tidak pula kesedihan hati, hingga terkena duripun kecuali dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahannya”. [HR. Bukhari].

Minggu, 25 Januari 2015

Kisah Rasulullah SAW dan Abu Bakar ketika hijrah ke Madinah

"Hai Abu Bakar, ceritakanlah kepadaku bagaimana kalian berdua (Abu Bakar dan Rasulullah) berbuat ketika kamu dan Rasulullah SAW melakukan perjalanan malam (ketika keluar dari gua Tsaur hijrah ke Madinah)". Abu Bakar berkata, "Ya. Kami melakukan perjalanan (sebagian) malam dan sebagian siang harinya hingga tengah (siang) hari, dan dijalan lengang tidak ada seorangpun lewat, lalu nampak kepada kami sebuah batu besar yang memanjang dan terdapat naungan yang tidak terkena sinar matahari, lalu kami singgah disitu. Aku meratakan tempat dengan tanganku untuk tidur beliau dan aku menghamparkan pakaianku, lalu aku berkata, "Tidurlah, wahai Rasulullah, dan aku akan menjaga engkau dari sekeliling engkau". Beliau lalu tidur dan aku keluar menjaga di sekeliling beliau. Tiba-tiba datang seorang penggembala dengan kambingnya menuju ke arah batu itu bermaksud seperti maksud kami. Lalu aku bertanya, "Kepunyaan siapakah kamu ini ?". Ia menjawab, "Kepunyaan seorang laki-laki penduduk kota atau Makkah". Aku bertanya, "Apakah kambingmu ada yang bisa diperah susunya ?". Ia menjawab, "Ya". Aku berkata, "Apakah kamu berhaq memerah ?". Ia menjawab, "Ya". Lalu ia membawa seekor kambing, lalu aku (Abu Bakar) berkata, "Bersihkanlah tetek itu dari debu, bulu dan kotorannya". (Abu Ishaq) berkata, "Lalu aku melihat Baraa' memukulkan salah satu tangannya pada tangan lainnya, (isyarat membersihkan). Lalu orang itu memerah sedikit air susu ke dalam mangkuk. Aku (Abu Bakar) membawa ember (berisi air) yang aku bawa untuk keperluan minum dan wudlu Nabi SAW. Lalu aku mendatangi Nabi SAW dan aku tidak mau membangunkan beliau. Dan ketika aku datang, kebetulan beliau bangun. Lalu aku menuangkan air pada air susu itu hingga wadahnya yang bagian bawah terasa dingin, lalu aku berkata, "Minumlah, wahai Rasulullah". Beliau lalu minum hingga aku merasa lega. Kemudian beliau bersabda, "Apakah belum waktunya untuk berangkat ?". Aku menjawab, "Sudah". Lalu kami berangkat setelah matahari condong (ke barat).Kemudian Suraqah bin Malik membuntuti kami, maka aku berkata, "Kita dibuntuti, wahai Rasulullah". Beliau bersabda, "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita". Lalu Nabi SAW berdoa terhadap Suraqah, lalu kuda Suraqah menancap (dua kaki depan) sampai perutnya. Aku mengira, ke dalam tanah cadas (Zuhair ragu). Kemudian Suraqah berkata, "Sungguh aku menyangka kamu berdua telah berdoa terhadapku, maka doakanlah untukku, niscaya Allah menolong kamu berdua, aku akan mengembalikan orang-orang yang mencari kamu". Kemudian Nabi SAW mendoakan Suraqah, maka dia selamat. Lalu tidaklah Suraqah bertemu dengan seseorang (yang mencari beliau) kecuali dia berkata, "Aku cukupkan kamu (percayalah kepadaku), dia tidak ada di sini". Maka Suraqah tidak bertemu seseorang kecuali dia mengembalikannya. Abu Bakar berkata, "Dan Suraqah memenuhi (janjinya) kepada kami". [HR. Bukhari juz 4, hal. 180]

Shalat Menjadi Amalan yang Pertama dihisab

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pertama-tama perbuatan manusia yang dihisab pada hari qiyamat, adalah shalat wajib. Maka apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya). Tetapi apabila tidak sempurna shalatnya, dikatakan (kepada malaikat), “Lihatlah dulu, apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah ! Jika ia mengerjakan shalat sunnah, maka kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat sunnahnya”. Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu”. [HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 345]

Rukun Islam

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]

Profil MTA Cabang Ngaglik



Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA) cabang Ngaglik perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelumnya bernama Cabang Depok 2. MTA Cabang Depok 2 diresmikan tanggal 16 Maret 2010 oleh Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina. Tempat Pengajian berada di Sanggrahan, Condong Catur, Depok Sleman DIY. Tahun 2012 MTA Cabang Depok 2 pindah ke Kecamatan Ngaglik, tepatnya Tegalrejo RT 32 RW 12 Minomartani Ngaglik Sleman DIY. MTA Cabang Depok 2 berganti nama menjadi MTA cabang Ngaglik semenjak berpindah lokasi. MTA Cabang Ngaglik hingga saat ini masih berperan aktif dalam kegiatan dakwah / kajian ilmu agama dan kegiatan sosial. Kajian MTA cabang Ngaglik dilaksanakan secara rutin setiap hari selasa pkl. 16.00 - selesai. Kegiatan sosial yang diselenggarakan MTA Cabang Ngaglik meliputi aksi donor darah, paket merdeka setiap 17 Agustus dan lainnya.

Denah Lokasi


Al Baqarah : 45-46



45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya

Al A'raf : 96



Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya

Sabtu, 24 Januari 2015

Hidup adalah Ujian

Oleh : Miftakhul Bakhruddin





Allah menciptakan kita dengan haq (benar). Diantara tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menguji manusia, seperti dalam Surat Al Mulk : 2

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

dan juga di ayat lain seperti (Alkahfi : 7 , Hud : 7)
dalam surat Muhammad : 31

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.

Ujian yang Allah berikan kepada manusia dapat berupa kebaikan yaitu sesuatu yang menyenangkan dan berupa keburukan yaitu sesuatu yang tidak menyenangkan manusia, seperti yang Allah jelaskan dalam surat Al Anbiya' : 35

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

Manusia dalam hidupnya pasti pernah mengalami ujian yang berupa keburukan. Allah menjelaskan dalam surat Al Baqarah : 155

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Manusia juga mendapat ujian berupa kebaikan, seperti yang pernah dialami Nabi Sulaiman AS dalam surat An Naml : 40

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Dalam menghadapi ujian yang diberikan tentu Allah juga memberikan solusi menghadapinya. Kita hendaknya yakin bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang baik untuk kita. Dalam surat Albaqarah : 216 Allah menjelaskan

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Allah memberikan solusi dalam menghadapi ujian berupa keburukan, seperti yang dijelaskan dalam surat Al baqarah : 155-156
diakhir ayat 155 Allah memberikan berita gembira kepada orang yang sabar. orang yang sabar dijelaskan dalam ayat 156

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
Sedangkan untuk ujian kebaikan Allah memberikan solusi yaitu dengan bersyukur, seperti dalam surat An Naml : 40 diatas dan dalam surat Ibrahim : 7

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Kunci dalam mengahapi ujian dari Allah yaitu dengan bersabar dan bersyukur. Rasul SAW juga telah menjelaskan dalm haditsnya
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda : “Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999)

Kamis, 22 Januari 2015

Jangan Tertipu Dunia

Oleh : Miftakhul Bakhruddin


Pada dunia modern ini , manusia semakin sibuk dalam urusan dunia. Dunia semakin menunjukkan gemerlapnya, membuat hampir semua orang berusaha mendapatkan segala hal kenikmatan dunia. Begitu banyak orang bermewah-mewah, menghambur-hamburkan harta, menuruti hawa nafsu dan sangat cinta dunia. Sebagai seorang muslim tentu kita harus waspada, jangan sampai kita terseret atau terjerumus yang membuat kita nanti merugi. Pada dasarnya kesenangan -kesenanga dunia itu adalah hal yang lumrah, fitrah sebagai manusia (Ali Imran : 14). Namun demikian Allah juga memberikan yang lebih baik dari itu semua (Ali Imran : 15). Rasul SAW juga menghawatirkan ummatnya tentang fitnah dunia dalam haditsnya :

 Dari Ka'ab bin 'Iyaadl RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, " sesungguhnnya setiap ummat itu mempunyai cobaan, dan sesungguhnya cobaan ummatku adalah harta". [HR. Al-Hakim di dalam Mustadrak juz 4, hal 354, no. 7896] dan dalam hadits yang diriwayatkan Muslim juz 4 hal.2273 "...bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan pada kalian adalah melimpahnya keduniaan pada kalian sebagaimana dilimpahkan kepada orang - orang sebelum kalian, lalu kalian bersaing untuk mendapatkannya, sebagaimana mereka bersaing untuk mendapatkannya, sehingga keduniaan itu membinasakan kalian sebagaimana keduniaan itu telah membinasakan mereka."

Allah telah memperingatkan kita untuk tidak terperdaya  dengan kehidupan dunia, dalam Surat Al-Hadiid : 20

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu  serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridlaanNya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Sebagai seorang muslim, kita harus tahu bahwa kehidupan dunia ini adalah untuk beribadah, mengabdi dan mengesakan Allah serta sebagai khalifah di bumi ini. Allah telah memperingatkan kita dalam surat An-Nahl : 95-97


95. dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahi.

96. apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhya Kami akan memberi balasan kepada orang - orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Dalam ayat ini, Allah melarang kita untuk menukar perjanjian dengan Allah dengan harga yang sedikit. Perjanjian kita dengan Allah adalah beribadah, mengabdi dan mengesakanNya serta menjadi khalifah di bumi, jika hal ini dilakuakan sesuai perintah Allah, maka Allah menjamin surga (At Taubah : 111 ). Harga yang sedikit dalam ayat ini adalah dunia. Dunia dan segala kesenangannya yang ada ini adalah kecil di sisi Allah. Dalam suatu hadits juga dijelaskan bahwa nilai dunia ini di sisi Allah tidak lebih dari bangkai anak kambing yang cacat.

Di dalam ayat 96 djelaskan bahwa apa yang ada di sisimu akan lenyap yaitu semua kehidupan dunia seperti yang dijelaskan dalam surta Al-Hadiid : 20 diatas. Dalam ayat ini dijelaskan juga bahwa Allah akan memberi pahala kepada orang yang sabar dengan yang lebih baik dari apa yang telah dikerjakan (diamalkan). Apa yang kita amalkan akan diberi balasan berlipat dengan kunci yang ada dalam ayat selanjutnya.

Barangsiapa mengerjakan kebajikan. kebajikan disini adalah segala perbuatan baik, perbuatan baik ini dapat dilakukan oleh semua orang tetapi tidak semua orang mendapat nilai si sisi Allah. Kuncinya adalah pada terjemahan selanjutnya yaitu dalam keadaan beriman. Jadi sungguh besar nilai iman ini di sisi Allah. Sebanyak apapun perbuatan baik yang dikerjakan seseorang tetapi tidak beriman, maka Allah tidak akan menilainya. Dalam ayat ini juga menjelaskan bahwa perbuatan kebajikan seseorang baik laki-laki dan perempuan nilainya sama. Allah telah memberikan janji dengan kehidupan yang baik bagi orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Kehidupan yang baik yaitu surga di akhirat nanti, sehingga kehidupan yang baik di dunia adalah yang dapat menghantarkan kita meraih surga, dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah (bertaqwa).

Mari kita tingkatkan taqwa kita untuk mencapai kehidupan yang baik dan tetap waspada terhadap kehidupan dunia ini.

Rabu, 21 Januari 2015

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

 Oleh : Denni Dwi Kurniawan


Islam memerintahkan kepada kita untuk mencari ilmu, tidak ada alasan untuk tidak mencari ilmu sebagaimana  sabda Rasulullah saw.

“ Tolabul ilma faridatur  ‘ala kulli muslimin wa muslimah”

Artinya : Mencari ilmu itu wajib bagi orang islam laki – laki dan perempuan.

Dengan ilmu kita bisa menundukkan seluruh makhluk Allah yang ada dimuka bumi ini. Dengan ilmu pula kita bisa memimpin dunia memimpin seluruh makhluk Allah. Kita akan menjadi makhluk terbaik diantara makhluk Allah. Namun jika tidak berilmu, kita akan menjadi bodoh tidak tahu apa-apa didunia ini pada akhirnya kita menjadi makhluk yang paling rendah, kata Allah  “ Asfala Safilin ” tentu kita tidak mau menjadi makhluk yang paling rendah.
 Allah akan mengangkat derajat orang beriman dan yang berilmu dengan beberapa derajat.

Oleh karena itu marilah kita tetap menuntut ilmu karena dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Ilmu adalah cahaya, ilmu adalah mulia, ilmu adalah menjadikan yang sulit jadi mudah, ilmu adalah mengangkat derajat manusia ketempat yang tinggi disisi allah swt, sebagaimana Firman Nya dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11 yg artinya:
" Allah Akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diatara kamu dan yang berilmu pengetahuan beberapa derajat "
Kata Imam Alghazali dalam kitab Minhajul 'Abidin yg artinya:
" Ilmu yang ada dalam dada bagaikan lampu yang ada didalam rumah "

Pribahasa mengatakan dengan Iman hidup akanterarah, dengan Taqwa hidup akan barakah, dengan seni hidup jadi indah, dan dengan ilmu hidup akan jadi mudah
Suatu ketika nabi sulaiman disuruh pilih oleh Allah antara harta, tahta, dan ilmu…..nabi sulaiman menjatuhkan pilihannya kepada ilmu yang pada akhirnya berkat ia memilih ilmu... harta dan tahta pun diberikan oleh Allah SWT.
Sebagai kesimpulan dari pembicaraan Kita ini :
1.      Ilmu adalah cahaya, marilah kita raih cahaya itu untuk menerangi kehidupan kita dunia dan akhirat.
2.      Ilmu yang diamalkan adalah laksana lampu yang hidup, dia akan menerang seluruh sisi dan penjuru.

Sebagai kesimpulan.

Selama hayat masih dikandung badan mari kita selalu menuntut ilmu tanpa mengenal lelah karena ilmu sangat penting dalam kehidupan. Kita tidak bisa menjadi insan kamil tanpa ilmu pengetahuan.